Minggu, 25 Juli 2010

COMPLICATED VIETNAM

Ini adalah review perjalanan saya dan teman-teman saya ke Vietnam - Ho Chi Minh City pada tanggal 16 -19 July 2010. Dengan gaya semi backpacker kami pun memulai perjalanan kami ke negeri yang terkenal dengan Pho hoa nya.

16 Juli 2010

Pagi itu saya bangun pagi-pagi sekali. Yup..so excited menyambut datangnya hari yang telah saya nanti-nanti hampir 6 bulan sejak hari saya booking perjalanan ke Vietnam.
Setelah sarapan tak lupa saya mengecek ulang barang-barang dan keperluan selama 4 hari 3 malam di negeri yang terkenal dalam film Rambo itu. Tak lupa wejangan dan doa diberikan oleh orang tua saya pagi itu sebelum akhirnya saya pergi ke tempat meeting point untuk bertemu teman-teman seperjalanan saya.

Meeting point favorit kami siang itu di KFC Benton Junction Lippo Karawaci jam 2 siang. Kenapa dibilang favorit ?? yah karena hampir setiap janjian seringnya di berbagai gerai KFC hehehe...tentu saja dengan tak ketinggalan sebelumnya kami bernarsis ria didalamnya.
Teman seperjalanan saya kali ini Sara, Lucy, dan Ika. Dengan segala model koper kami yg berbeda-beda kami segera menuju bandara SOETA, disana Ika sudah lebih dulu tiba. Kami pun segera mengurus administrasi bandara dan fiskal. Jadwal penerbangan kami sore itu pukul 16.35 menggunakan pesawat Airasia dengan no pesawat QZ7736.


Thank God pesawat tidak delay dan kami pun segera masuk pesawat disambut dengan senyum manis mbak-mbak pramugari..segera saya pun menuju kursi saya, sambil menyiapkan mp3 dan mengambil majalah yang tersedia. Perjalanan ke Ho Chi Minh City menempuh wajtu 2 jam dan tidak ada perbedaan waktu antara Indonesia dan Vietnam, sehingga saya tak perlu mengatur ulang jam tangan saya. Sambil bercakap-cakap dengan Sara ( kebetulan duduk kami bersebelahan ) tentang betapa excited nya kami dan membayangkan petualangan perjalanan kami dimulai. Yup kami ber 4 ladies only. Serasa "Carrie & Friends " di film Sex and the city, namun without luxury and first class service kami siap menaklukan Vietnam Selatan. Dan ini pula perjalanan luar negeri pertama kami bersama, ladies only dan teman dari sejak kecil dari Sekolah Dasar yang sama ( kecuali Ika ). Kalu dibayangkan dulu kami hanya berdarmawisata ke museum dan dufan pada saat sangat belia, namun sekarang kami malah sudah ada dinegeri orang yang hanya kami searching and browsing dari " Om Google " dan berangkat ala semi backpacker pula ( tanpa tour dari indonesia ).

Dari jendela tempat duduk saya, sudah mulai terlihat kerlap kerlip lampu kota di kota Ho Chi Minh dan lampu dipesawatpun telah dinyalakan pertanda Yeyyy .. siap-siap melandas.
Kami sampai di bandara Tan Son Nhat pukul 19.35, keluar dengan perasaan lega, segera pula kami menukar mata uang Dollar kami dengan mata uang Dong.
( Untuk informasi bila ingin menukar mata uang Dong lebih baik dari dollar ke Dong langsung di Vietnam, sebab rate nya 2x lebih besar dibanding kita menukarnya dari Rupiah ke Dong di tanah air ), waktu itu saya menukar 100 dollar = +/- 1,8jt Dong. Wow banyak kan ??

Setelah takjub dengan warna-warni Dong dan pertama kali juga melihat nominal mata uang gede 500.000 Dong, sedangkan nominal paling besar di Indonesia cuma sampai 100.000, kami pun siap untuk mencari taksi untuk ke hotel, namun begitu banyak provider nya dan kami pun tidak tahu argo nya membuat kami bingung takut " diketok harga " argonya.
Alhasil kami pilih taksi " Mai Linh", taksi dengan tipe mobil Kijang Inova yang kami booking dengan harga 150,000 dong , yah walaupun ada kejadian yang buat kita merasa di curangi pada saat naik, yakni sebelum kami naik taksi telah membuat deal dengan harga 150rb Dong itu sudah all in termasuk toll kek, parkir kek, tip kek, jadi intinya kami tahunya sampai saja, namun nyatanya supirnya minta uang lagi begitu mau keluar parkir Bandara...berusaha menjelaskan dengan bahasa inggris plus bahasa tubuh tapi yah apa mau dikata supirnya tidak mengerti, lagipula kami juga tidak tahu biaya parkir Bandara ditambah bahasa supir yang tidak jelas daripada keluar tenaga dan energi positif " excited"nya kami alhasil kami kasih lagi 50.000 dong. Ya sudahlah anggap saja kami memberi tip dan amal di negeri orang yang masih dalam kewajaran. hahaha.... ( fyi juga mata uang Dong lebih rendah nilainya di tanah air, misal 100.000 dong = 50.000 rupiah )

Pukul 20.00 kami tiba di Empress Hotel yang juga telah kami booking berikut bersama tiket di Air Asia, Hotel Bintang 3 di daerah Bui Thi Xian. Bersih dan klasik pertama kali yang saya lihat dari lukisan dan jam besar yang ada di lobby. Foto Hotel mula-mula juga ada disana. Setelah proses check in selesai, kami pun dikenalkan oleh staff hotel yang bernama Tommy yang malam itu kebagian shift malam membawakan koper kami. Dia pun dengan ramah menanyakan asal kami dan sangat cooperative saat kami bertanya lokasi Benh Than Night market yang terkenal dengan barangnya yang murah yang dapat dijadikan oleh-oleh, yang katanya kebetulan tidak terlalu jauh dari hotel ini, cukup berjalan dan mengikuti arah peta saja yang nanti bisa diambil di meja resepsionis. Saya dan lucy pun diantarkan kekamar kami yang ada di lantai 1, begitu pun dengan Sara dan Ika yang diantarkan kelantai 2, lorong yang tidak besar namun terkesan minimalis.

Saya dan Lucy pun masuk kamar kami untuk menaruh barang. Begitu masuk kamar saya menilai kebersihan dan kerapihan nya cukup baik. Double bed, AC, TV channel berbagai pilihan, kamar mandi yang cukup luas dengan hot/cold water, dan terawat dengan cermin besar pula.

Sudah pukul 21.00 perut kami sudah protes sebenarnya dari tadi, siap-siap berburu kuliner alias saatnya cari makan. Setelah taruh koper,berganti sandal yang lebih nyaman dan mempersiapkan kamera digital, kami pun siap meluncur menuju lokasi Bui Vien sekalian nanti kami mau mencari dan menjelajahi lokasi Benh Than Night Market seperti yang tertuang di peta yang telah kami ambil tadi.
Suasana dekat hotel kami sudah sepi kala malam itu menunjukkan pukul +/- 21.30, namun begitu kami tiba di blok Bui Vien ternyata oh ternyata begitu ramai ( umm..kalo saya bilang seperti jalan di poppies lane, Kuta - Bali ), kanan kiri begitu banyak dihiasi rumah makan, tour travel, cafe2 yang dipenuhi turis asing lainnya..
Finally kami memutuskan makan malam di Pao Resto & Cafe, saya pun segera memesan Pho with Beef & Lemon Juice, pelayanannya pun ramah dan rasanya pun lumayan enak. Kami pun tak lupa bertanya  jam berapa kira-kira Benh Than Night Market tutup, mereka bilang sudah tutup. Uhhff..namun rasa penasaran dan insting saya mengatakan bahwa masih belum tutup. Setelah perut kenyang dan puas berfoto narsis, kami pun siap meluncur meski waktu sudah menunjukkan 22.45, kami berusaha mengikuti petunjuk jalan dipeta menuju Night Market tersebut, ahhhaa dan betul saja insting saya terbukti bahwa kawasan tersebut belum tutup. Berbagai rupa2 souvenir, baju-baju, patung, aksesoris dan oleh-oleh lainnya kami jelajahi, dengan niat sebelumnya kami hanya akan cuci mata saja biar hari besok begitu kami kembali lagi kesini kami menjadi lebih "bijak" untuk berbelanja didukung pula dengan waktu yg memadai, tapi owaalah niat dasar kalah dibanding nafsu "lapar mata" dan konsumtif kami hahaha...malam itu pun kami membeli beberapa kaos, patung, gantungan kunci, dll ... hahaha...

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 24.05 dan gerai-gerai lapakpun sudah mulai dibereskan, badan kamipun terasa lelah mengingatkami belum istirahat sedari tadi.
Jalan di Bui Vien memang masih "hidup", namun mengingat schedule dimana kami harus bangun pagi untuk memulai "petualangan" kami, rasanya cukup untuk hari ini.
Tiba dihotel tanpa babibu kami menuju kamar masing-masing dan menyegarkan diri dan tanpa disuruh saya pun menuju "pulau kapuk" ... Yup dalam hitungan menit saya sudah langsung berada si "alam" sana.

 17 Juli 2010

06.30 Hoaeemmm tiba saatnya bangun dan siap-siap
mengikuti tour dihari hari kedua ini. Saya pun bergegas mandi dan bersiap untuk sarapan yang telah disediakan pihak Hotel Empress, Pagi itu menu yang disiapkan yakni omelet, pasta, smoked beef, siomay, pho hoa, dll...tanpa babibu kami pun sarapan dengan lahapnya, sekaligus menunggu tour guide yang akan menjemput kami dihotel untuk tour ke Mekong Delta River. Sambil menunggu pun kami berjalan-jalan disekitar jalan dekat hotel, mulai dari kedai juice yang dari malam sampai pagi ini kami lihat selalu ramai, melihat toko yang menjual segala jenis daging yg diawetkan menjadi abon, ebi, dsb, juga melihat lalulintas yang juga diramaikan oleh pengendara motor dimana kami diperingatkan oleh para "senior" yang sudah pernah ke Ho Chi Minh sebelumnya untuk selalu waspada bila hendak menyeberang jalan lihat kekanan dan juga kekiri karena sekalipun tangan kita sudah melambai tanda minta berhenti supaya pengemudi kendaraan sedikit mengurangi laju kendaraannya, namun hal itu tidak digubris oleh mereka, sampai kami juga melihat bagaimana sistem kabel-kabel tiang listrik yang sangat banyak , meliuk-liuk, bahkan ruwet disisi jalan. Dan pula kejadian kecelakan yang kami saksikan pagi itu didepan Hotel kami, dimana kami melihat pengendara motor yang terjatuh dan seluruh buah yang dibawanya jatuh tersebar dijalan ( entah apa yg menyebabkan motornya jatuh kami tidak tahu karena kami baru datang sesudahnya ), reaksi masyarakat yang kami lihat adalah cuek sama sekali tanpa ada yang membantunya mengambil buah2 yang masih berserakan dijalan. Saya dan Lucy pun secara tidak langsung membandingkan bila kejadian yang sama terjadi dinegara kami...ya ya ya kami bersyukur dan mulai mengerti arti " penduduk indonesia terkenal ramah " dimata dunia.

Tak lama menyaksikan insiden itu, kami pun dijemput pukul 08.15, Ms. Thi yang menyambut kami sekaligus yang akan menjadi tour guide kami dengan mobil Elf. Namun tak hanya kami ber 4 yang ada didalam mobil tersebut, tetapi ada juga turis asing lainnya dari negara Inggris, Jepang, dll. Segera kami pun berkenalan didalam mobil, dan Ms. Thi pun mulai bercerita awal sejarah dari Sungai Mekong, tentang fungsinya bagi kelangsungan penduduk sekitar sungai dan pulau. Perjalanan kami akan menempuh waktu 2 jam.
09.30 kami berhenti di Mekong Rest Area, sambil menunggu waktu yang tidak terlalu lama, kami pun memanfaatkan waktu dengan berfoto ria dan melihat kerajinan Vietnam di gallery dan tak lupa kami pun membeli "sari puspa " ala Vietnam diminimarket sana, karena nanti saat menyusuri Sungai Mekong banyak nyamuk karena kanan kiri masih pohon-pohonan. Perjalanan pun dilanjutkan, kanan kiri terhampar sawahnan hijau, namun yang menarik perhatian kami adalah ada kuburan di setiap jalan ditengah sawah ( mungkin saja kuburan keluarga penduduk disana ).

Pukul +/- 10.00 kami pun tiba di Mekong Port dimana kami akan melanjutkan perjalanan dengan kapal, tak lupa kami pun diberi jas hujan, just in case bila terjadi hujan tak kan menghalangi perjalan kami. Tujuan pertama kami adalah Coconut Island. Sesuai dengan namanya disini pula tempat pembuatan oleh-oelh dodol kelapa, permen kelapa, minuman sari kelapa yg dicampur alkohol,dll. Ms. Thi pun menjelaskan dari awal pemilihan kelapa, cara proses, bahkan sampai alat-alat yang digunakan mulai dari tradisional sampai modern, juga kami diberikan sample permen yang nantinya bisa kami beli untuk oleh-oleh pulang. Mulai dari tempat satu ketempat yang lainnya, disitu saya dan Lucy pun mencoba kelapa kecil yang sudah dibentuk dengan rasa airnya yang segar dengan kocek 10rb Dong..juga beberapa kotak permen yg dapat dibeli dengan 20rb Dong sebanyak 3-4 kotak.
Perjalanan selanjutnya pun disambung menggunakan motor bak terbuka, yah seperti motor dengan losbak dibelakangnya hahaha pertama kali juga kami naik ini. Sambil menikmati perjalanan dengan udara terbuka, kami pun berkenalan dan berbincang dengan turis Jepang bernama Matsumoto, dia datang ke Vietnam dalam rangka tugas kantor, meskipun esok harinya dia harus cepat kembali kenegaranya, namun dia tak ingin melewatkan menikmati jalan2 meski hanya sehari. Kami pun mulai saling bertanya dan bercerita satu sama lain tentang negeri kami masing2. Tampak para penduduk menatap kearah rombongan kami saat kami lewat, dan kami pun melihat aktivitas dan keseharian penduduk lebih jelas. Kami pun menikmati hamparan sawah hijau dan tentu saja kami tak lupa berfoto meskipun hanya kami ber 4 yang ditunggu oleh turis lainnya. yah maklum lha kami turis yang paling muda hehehe....


Sampai tibalah kami didepan rumah salah satu penduduk. Seorang ibu dengan 2 anak gadis dan 1 anak lelakinya. Ms. Thi menceritakan sawah yang tadinya kami pakai untuk berfoto adalah kepunyaannya dan sekarang ia menafkahi keluarganya seorang diri dengan mengandalkan kebun dan sawah saja sedangkan suaminya telah meninggal dunia dan almarhum suaminya pun dikuburkan di kebun belakang rumahnya juga. Saya masuk kedalam rumahnya yang sederhana dan masih berlantaikan tanah dan genteng yang kadang bocor dikala hujan, dan juga peralatan yang masih tradisional yang mereka pakai untuk memasak. Lalu kami semua diajak kebelakang rumahnya untuk melihat kebunnya yang penuh dengan pohon buah2an.. Ada pisang, kelapa, jambu ( yang sampe terakhir saya pulang masih saya tinggal di kamar hotel hehehe... ), dll. Tak ketinggalan kami pun disuguhi air kelapa yang manis. Sambil bercakap-cakap dan foto dengan ibu sang pemilik rumah kami pun segera melanjutkan perjalanan kami.





Waktu sudah menunjukkan tengah hari, dengan kendaraan yang sama kami pun segera menyeberang menuju Turquise Island, setelah sampai ke rumah "transit" sebelum kami menyeberang, kami disuguhi oleh buah-buahan tropis yang tentu saja tak asing bagi kami seperti melon, sawo, pepaya, lengkeng, dll dan alunan manis lagu "welcome song" dari penyanyi dan pemain musik tradisional vietnam lengkap dengan "cheongsam" ala vietnam.

Puas dengan kudapan tersebut, kami pun mulai diarahkan keperahu yang lebih kecil yang hanya muat untuk 5 orang dan juga adik kecil pemandu sekaligus pendayung perahu kami, dibantu oleh Matsumoto pula. Usianya masih belasan, namun sudah piawai mendayung , perahu didepan kami pun tak kalah kecil pendayungnya malah seorang adik kecil perempuan. Seolah tak mengenal takut, justru kami malah yang kadang "parno" bila kapal oleng sedikit, yah memang harus seimbang kanan kiri, sebab perahu mudah terbalik bila tidak seimbang. Sampai muara sungai yang lebih besar kami pun berpindah kapal yang jauh lebih besar sama seperti perahu yang pertama kali kami naikin di Mekong Port. Cuaca sedikit gerimis kala itu, namun tak menghalangi kami yang sudah lapar siang itu.
ear fish
Hampir jam 2 siang kami pun sampai di Turquise Island, disana kami menanti makan siang kami, dengan pemandangan sungai Mekong, kami disuguhi Ear Fish ( kalo di Indonesia sih Ikan Gurame ), nasi goreng Vietnam, Spring Roll Basah, dan Lumpia Vietnam...ummm bagi saya lumpian dan spring roll dengan ear fishnya cukup enak dan nasi gorengnya juga lumayan ( apa karena lapar juga kali yah jadi bawaannya enak aja hahaha... ) , pokoke lumayan lha daripada lu manyun hehehe...^_^ V.

Waktu sudah beranjak kepukul 3 sore, kami pun mulai khawatir karena rencananya kami ingin menonton Water Puppet Show di jam 5 sore. Dengan perjalanan kami 2 jam dari Hotel ke Mekong tadi, membuat kami sangsi juga karena situasi jalanan yang tidak bisa diprediksi lancar tidaknya ditambah pula kami pun belum bersiap diri. Kami pun menceritakan permasalahan kami, diapun mengerti dan memberikan solusi dengan menggeserkan jam kami menonton menjadi jam 1/2 7 malam, dan dia pula yang akan mengatur pergantiannya ke pihak ticketing Water Puppet Show dan dia pula yang akan mengantarkan tiket gantinya untuk kami di meja resepsionis sehingga kami bisa mengambilnya setelah bersiap2 tanpa perlu khawatir. Setelah mendengarnya kami pun lega dan berterimakasih, itu artinya kami akan punya lebih banyak waktu untuk bersiap-siap diri tanpa perlu dikejar-kejar waktu. Thank u so much Ms Thi ... you're the best !!!
our tour guide


before begin the show

Jam 5 kami tiba di Hotel, kami pun masing2 bersiap2 dan berbenah diri  tak lama telepon kamar saya berdering dari Ms. Thi bahwa tiket sudah dia berikan di resepsionis. Bersemangat untuk menyaksikan Water Puppet Show yang sudah terkenal di Vietnam, sayang bila sudah kesini tidak menontonnya. Sudah rapi pun kami siap menuju Gedung Rong Vang tempat dimana Water Show Puppet diadakan.Kami pun disambut petugas tiket dengan baju tradisionalnya, dibalik layar masuk tampak kursi dibioskop dan panggung air dengan kanan kirinya tempat duduk pengisi suara dan penyanyi latarnya.
Jam 18.30 pertunjukkan dimulai, lampu pun mulai dimatikan, nampak dari dalam air boneka orang, ikan memulai cerita. Disambut dengan naga2, bidadari2 meliuk gemulai dan beraturan sesuai plot memukau penonton. Walau kami tidak mengerti lagu dan kata-kata si pengisi suara, namun kami bisa menebak-nebak dalam hati berkisah tentang apakah cerita tersebut. Didukung dengan efek lampu kelap-kelip juga menambah daya tarik penonton. Kisah ditutup dengan tarian indah para bidadari dan disusul oleh perkenalan para pemegang boneka-boneka tersebut selama di air. Yang kami takjub bagaimana mereka bisa bertahan lama didalam air dan menggerakkannya dengan koordinasi pemegang boneka lainnya…hahaha biarlah mereka saja yang tahu.

1 jam berakhir pula pertunjukannya, kami pun keluar dan tak lupa berfoto ria didepan Gedung kesenian “Rong Vang”  juga berfoto bersama “maskot” boneka. Masih berbekal peta, kami pun melnajutkan perjalanan kearah Saigon River untuk melihat kapal dengan kerlap-kerlipnya, namun sayang begitu kami kesana sudah tutup padahal kami sudah berjalan jauh dan hanya bis amelihat dari kejauhan saja, kami pun ber-eksplor ria lagi dengan melihat Gereja Notre Dame, Kantor Pos megah dikala malam, namun tidak terlalu jelas, kami pun berjanji akan dating kembali esok hari saat masih sore.

Perut kami pun tampaknya sudah mulai “demo”…huahhhhh lapar, kami pun memutuskan makan di Pho 24, sekalian saya membandingkan rasa Pho 24 di Jakarta. Saya pun memesan Pho Hoa Beef dengan Lemon Ice, menurut saya sih ( ini menurut saya lho yah …) rasanya enak di Vietnam. Puas kenyang kami pun melanjutkan perjalanan untuk cuci mata kembali ke Benh Than Night Market hahaha..karena kemarin malam belum puas “cuci mata”. Tiba di Benh Than Night Market kami pun mulai “memburu” souvenir, kaos2, dress yang murah meriah untuk keluarga dan teman-teman, dan belanja lainnya.Benh Than Night Market memang gak ada matinya !!!

Tak terasa sudah pukul 23.30 dan kaki kami pun sudah terasa sangat letih bila harus kembali berjalan kaki pulang, kami memutuskan pulang kehotel dengan taksi untuk menghemat tenaga dan waktu. ZZZzzzz….







18 Juli 2010

Pagi itu saya bangun lebih siang, dikarenakan semalam sangat letih sekali. Pagi ini kami akan mengikuti tour selanjutnya ke Chu Chi Tunnels. Setelah berbenah diri, saya dan Lucy pun turun dan berkumpul dengan Sara dan Ika untuk sarapan bersama. Menu sarapan pagi itu Omelet, Mie Soa, Hakau, Pho Hoa, dll..
Setelah sarapan masih banyak waktu sebelum kami dijemput Ms. Thi, saya dan Lucy pun meng-eksplor ruangan tangga “extension” yang menghubungkan antara ruang breakfast dengan lantai 1 hotel, lorong tangganya agak kecil namun sepanjang tembok banyak lukisan dan foto, juga koleksi softball ( sipemilik hotel bisa jadi penggemar berat olahraga tersebut ) dan juga tak ketinggalan narsis ria di tangga extension itu.

Pukul 08.15 kami dijemput kembali oleh Ms. Thi dengan rombongan seperti kemarin dengan 2 turis tambahan yakni kakak beradik dari Inggris, dan diperjalanan Ms. Thi menceritakan secara singkat tentang Chu Chi Tunnels yang akan kami kunjungi dan juga lelucon lucu yang dilontarkannya. Sebelum ke lokasi Chu Chi Tunnel, mobil tour kami sempat berhenti dihutan karet, disini dijelaskan proses getah karet yang dihasilkan dari pohon karet ini, dan yang menarik pada saat itu kami lihat ada sepasang calon pengantin yang sedang melakukan foto pra-wedding, kemudian Ms. Thi pun menjelaskan lokasi ini sering dijadikan lokasi pemotretan. Usainya kami pun tak ketinggalan berfoto bersama sebelum akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Sampai di Chu Chi Tunnels, kami memasuki gerbang yang menurun kebawah, setelah itu keluarlah kami di sekitar hutan-hutan, dan melihat perangkap jebakan dan lubang bawah tanah tempat para penduduk dan tentara Vietnam bersembunyi saat menghadapi tentara Amerika yang kala itu menjajah. Ms. Thi pun menjelaskan bagaimana sistem keluar masuk dan ironi cerita dari peperangan yang ada.
Semua lubang persembunyian bawah tanahnya kecil, hal ini dikarenakan perawakan orang Vietnam yang memang tidak besar-besar, dan diceritakan pula kalau istri tentara dulu tidak boleh ada yang hamil, ataupun mengandung, namun sekali waktu ada seorang yang melahirkan seorang bayi, namun karena suara bayi bisa mengundang perhatian atau terdengar oleh tentara Amerika yang saat itu sedang patroli, si ibu pun dengan berat hati membekap si bayi hingga akhirnya  bayi itu meninggal. Yah pengorbanan untuk melindungi keselamatan banyak orang dan Negara pada masa itu patut diacungi 4 jempol.

Ms. Thi memperbolehkan kami untuk masuk kedalam Tunnels, pertama Ika mencoba masuk namun suasana yang gelap, lembab membuat Ika berubah pikiran dan dia merasa sulit bernapas. Saya dan Sara pun mencoba masuk kedalam bersama turis lainnya yang berani masuk, dengan berjalan berjongkok kami menyusuri bawah tanah. Saya menganjurkan bagi penderita asma, jantung ataupun yang phobia ruang sempit dan gelap untuk tidak masuk yah…
Berbagai perangkap tradisional dan strategi perang kala itu membuat kami para turis memuji kepintaran tentara Vietnam. Semua dipikirkan masak-masak karena menyangkut kemerdekaan dan nyawa banyak orang. Puas berkeliling kami digiring ke suatu ruangan yang memutar film perjuangan tentang sejarah Perang di Chu Chi Tunnels.
3 jam berlalu, saatnya kami kembali kehotel dan siap melanjutkan “eksplorasi” tempat lainnya. Jam 1 siang kami tiba dihotel, hanya berganti baju ,kami langsung pergi ke Choy Bin Than Market. Sebelum kesana tak lupa kami mencoba beli juice disebelah hotel kami yang dari kemarin pagi sampai malam banyak dikunjungi orang, harganya sama kaya juice di tanah air, kemudian kami berjalan kearah gereja di jalan depan hotel kami, kami masuk ke gereja itu sambil melihat  papan dari batu maupun kayu yang tergantung disisi tembok gua Maria yang  artinya nama orang, umur, dan asal seorang yang permintaannya ataupun harapannya yang telah terkabul sebagai ucapan terimakasih. Tak lupa pula kami berfoto didalam kawasan gereja tersebut.
Setelah puas kami pun meneruskan perjalanan ke Choy Binh Than,sampailah dikawasan ini bisa dibilang sebagai China Town nya Vietnam. Perut kami pun lapar, kami berusaha mencari rumah makan dan bertanya dimanakah rumah makan terdekat kepada penduduk disana, namun tak satupun yang mengerti bahasa Inggris, sehingga kami mencoba berjalan kaki mencarinya mulai dari sisi barat sampai timur, dari luar pasar sampai kedalam pasar, tidak ada tukang makanan…fiuhhh…akhirnya kami ingat kalo ini adalah daerah China Town, barangkali mereka mengerti apabila kami bertanya menggunakan bahasa mandarin ( kebetulan Lucy adalah Guru Mandarin hehehe… ). Dia pun bertanya kepada seorang ibu2 dengan bahasa mandarin, namun bahasa mandarin si ibu juga ternyata tak begitu lancer ( jiahhh…capek deh..-_-“ ).

Akhirnya mau gak mau, pilihan kami terakhir adalah KFC ( -__-“ ) hahahahaha…udah jauh-jauh datang makannya KFC juga, yah hitung mencoba selera lidah KFC orang Vietnam ( mencoba menghibur diri ^_^ ). Saya pun memesan 1 nasi 1 ayam 1 pepsi dan 1 sop ayam. Umm..kalo boleh dibandingkan sih rasanya masih enakan KFC dinegeri saya ( ini sekali lagi menurut saya lho yah….) tapi lebih murah di Vietnam dengan porsi pesanan yang sama. Lega melepas lapar dan dahaga, kamipun kembali ke Choy Binh Than Market yang lokasi nya dari KFC tinggal menyeberang jalan. Kami membeli oleh-oleh snack, teh dan kopi Vietnam yang terkenal itu. Puas dengan banyak jinjingan ditangan kami pun naik taksi kelokasi tempat yang ingin kami kunjungi berikutnya seperti Reunification Palace, City Hall, Temple-temple, dll.


Terakhir kunjungan kami turun di Gereja Notre Dame, untungnya masih sore sehingga bisa terlihat jelas patung Bunda Maria, dan indahnya arsitektur Gereja Notre Dame yang terbilang cukup lama berdiri. Sore itu kebetulan ada misa jadi suasana sore itu begitu ramai, juga tak lupa kami mampir ke Kantor pos megah dimana saya tertarik membeli Boneka Khas Miss Vietnam dan tentu saja narsis ria tetap berlangsung meski didalam kantor pos sekalipun..hehehe…
Setelahnya kami berjalan di jalan Ngu yen, dimana dijalan ini sepanjang jalan berdiri butik-butik baju dan aneka fashion lainnya, masuk ke Charles & Keith juga sambil “numpang duduk dan cuci mata” sekalian membandingkan harga pula. Iseng hehee..dan saya pun dibuat takjub begitu melihat SOGO dept. Store yang juga ada disisi jalan itu, bukan karena kemewahannya yang mengundang perhatian saya, namun begitu sederhana di 1 ruko dengan 2 lantai saja, sangat sederhana bila dibandingkan dengan outlet-outlet megah SOGO dan terkesan “mewah” di Jakarta yang saya lihat.
Puas “cuci mata” di jalan Ngu Yen, rasanya kurang pas kalau kami tidak kembali ke Benh Than Night Market meskipun kami sudah berbelanja cukup banyak siang tadi. Setiap pulang dari Benh Than kami selalu melewati taman umum, dua hari kemarin tidak ada satupun yang menarik perhatian kami, namun malam itu kami melihat seorang wanita buang air kecil di taman umum tanpa malu, kami pun saling berpandangan keheranan “kok bisa dan gak malu yah…” hahaha…luar biasa..setelah melihat “pemandangan unik” malam itu dan sembari mencari makan malam didaerah sekitar arah Benh Than, malam itu kami memutuskan untuk makan malam di rumah makan Seafood & Chinese Food sekaligus melepas lelah kami disana. Makanannya lumayan enak ternyata karena kemarin rumah makan ini selalu terlihat ramai.

Jam 21.30 malam, kami pulang kehotel lebih awal dikarenakan besok pagi kami harus bangun pagi-pagi benar untuk melanjutkan perjalanan kami ke Vung Thau tanpa tour yang kami searching sendiri via Google. Badan saya malam itu sangat letih sekali karena "kebanyakan jalan", ingin rasanya langsung tidur setelah mandi, namun tidak bisa karena harus segera packing-packing untuk check out besok dan pulang kembali ke jakarta setelah dari Vung Thau. Selesai Packing dan membuat review detail perjalanan kami, saya yang sekamar dengan Lucy mengadakan "ritual" pijit memijit, yah mengandalkan pijitan ala kadarnya kami saling memanjakan diri, ditambah lagi kegilaan kami berfoto ria dengan tampang culun dikamar kami berdua yang setengah berantakan, alih-alih tidur lebih cepat tetap saja jam 12.00 malam kami tertidur pulas meski besok harus bangun lagi jam 03.30 subuh nanti. ZZzzzzz....

 19 Juli 2010 

Bip Bip Bip...Alarm di handphone berbunyi jam 03.30 pagi, sudah saatnya kami harus mandi dan berbenah diri serta mengecek segala sesuatunya sebelum keluar dari hotel pagi itu. Meski mata masih 5 watt dan Otak masih "loading". Yup ini hari terakhir kami ber 4 di Ho Chi Minh. Setelah rapi dan beres semua kami ber 4 berkumpul dilobby resepsionis. Sudah siap mobil dan supir yang telah kami sewa kemarin via hotel untuk membawa kami "meng-explore " Vung Thau dan juga mengantar kami kebandara Tan Son Nhat. Perjalanan kami dari Ho Chi Minh ke Vung Thau menempuh jarak hampir 4 jam bila jalanan lancar namun bila kami tidak pergi pagi-pagi benar bisa 5 jam-an. Kami menyewa mobil tersebut via Hotel dengan harga 1200 Dong sudah berikut bensin + supir. Jam 1/5 kami berangkat dari hotel, sayapun melihat aktivitas pagi penduduk yang sudah keluar pagi-pagi untuk menjalankan aktivitas mereka. Indahnya perjalanan di pagi itu karena masih sepi seraya juga dengan berat hati kami sudah sampai dihari terakhir jalan-jalan kami.

Perjalanan ditempuh mulus pagi itu, sampai setengah perjalanan kala itu pukul 06.30 pagi kami berhenti di Rest Area dekat peternakan sapi yang mengolah produk susu " Lothamilk ", dan juga supermarket yang menjual makanan plus minyak ular, kalajengking utuh dll. Cuaca sejuk pagi itu, kami pun tak ingin melewatkan moment berfoto digerbang "Lothamilk" tersebut. 1/2 jam berlalu kami pun melanjutkan perjalanan, sembari dalam perjalanan saya pun menikmati sunrise dan mengabadikan moment sunrise yang muncul diujung perbukitan. Hampir sebentar lagi kami tiba disana. Ada kejadian unik yang kami lihat pagi itu pada saat mau masuk tol, kalo yang biasanya saya lihat supir cukup dimobil untuk mengantri ambil tiket, ini yang ada tiba-tiba supir kami turun lalu berjalan kearah petugas tiket untuk mengambil tiket berebut bersama pengendara mobil lainnya, kita keheranan mau kemana tuh supir owalllaaahhh...hahaha...yah mungkin biar lebih cepat kali yah, tapi dampaknya jadi ga beraturan.
Jam 8.15 kami tiba di Vung Thau dan kami berhenti di meeting point Bai Tam, karena kami ingin mengeskplor sendiri. Kami menyempatkan kepantai, wow indahnya, kami juga berkeliling melihat mercusuar, pantai2 disepanjang sisi jalan, temple, landscape yang berbentuk naga, juga patung Laksamana besar seperti Laksamana Cheng Hau didaerah itu, juga saat kami kesana, ternyata didaerah itu besok akan diadakan " World Food 2010 " alias pameran makanan dari negara-negara di belahan dunia. -_-" sayang sekali kami tidak dapat menghadirinya, kami hanya melihat stand-standnya yang telah berdiri dan di namai sesuai negara-negara didunia, kalau gak lumayan kan bisa icip sana icip sini berbagai masakan negara-negara lain.  


Tujuan kami ke Vung Thau adalah melihat Statue of JESUS, yakni patung besar YESUS diatas bukit, sperti halnya di Rio de janeiro Brazil maupun yang ada di Manado. Melihat kemegahannya dari jauh dan indahnya perbukitan saja membuat kami tak sabar untuk melihatnya dari dekat. Sampai digerbang kami pun di sambut oleh ratusan anak tangga untuk bisa sampai ke atas, kamipun menaiki anak tangga itu satu persatu sambil melihat pemandangan pantai dari atas, sungguh luar biasa. Disetiap perjalanan anak tangga, kami melihat patung-patung sejarah seperti diceritakan Alkitab, batu 10 perintah ALLAH, Abraham dan ishak , patung Maria yang mengurapi kaki YESUS, dll. Semakin keatas pemandangan semakin indah yang kami lihat. Kira2 hampir seribu anak tangga rasanya yang telah kami lalui, sampai akhirnya kami tiba dibawah patung kaki YESUS. Cuaca cerah sekali siang itu, namun "perjuangan" kami rasanya tak ada apa2nya dibandingkan pemandangan rupawan dan "Maginificent" YESUS sampai puncak. Sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk naik keatas lagi alias kebahu patung YESUS. Sebelum saya masuk saya harus melepaskan sepatu dan bagi pengunjung diwajiban memakai pakaian yang sopan. Saya pun masuk bersama Lucy sambil melihat lukisan yang ada, kamipun naik ketangga yang lebih atas, dan
WOOOOWW..pemandangannya luar biasa sekali, kami bisa melihat keindahan kota Vung Thau seluruhnya dari atas, juga angin sepai sepoi yang membuat kami betah berlama-lama diatas. Rasa kagum akan perpaduan gedung-gedung, pantai, bukit gunung menjadi satu. Puas mengabadikan foto pemandangan dari atas kamipun bergegas turun. Dilanjutkan sara dan Ika.


Sudah tengah hari tak terasa, kami pun harus bergegas turun mencari makan siang.Turun dari sanapun sama, kami harus melewati jumlah anak tangga yang sama -_-" yah hitung-hitung olahraga lha sebelum makan siang. Kami pun sempat istirahat selama naik turun tangga menyimpan tenaga kami yang hampir 50%. Kami mencari rumah makan seafood dengan taxi siang itu karena memang daerahnya banyak rumah makan yang menyediakan hidangan laut. Akhirnya pilihan kami jatuh pada rumah makan di hook jalan, tanpa basa basi kami pun segera memesan lauk pauk dan minum. Capai + Lapar + Haus siang itu kaya gado -gado. Ada kejadian lucu kala itu, setelah lauk pauk tersedia semua, yakni salah paham kami saat meminta nasi, yang ada mereka memberi kami Pho tanpa kuah alias kwetiau putihnya saja, manalah mungkin kami makan lauk pauk pake Pho Putih itu, berulang kali kami menjelaskan maksud kami dalam bahasa inggris tentang "Rice", namun mereka tidak ada yang mengerti sama sekali, sekalipun kami sudah mengisyaratkan pakai bahasa tubuh, tetap saja mereka tak mengerti, sudah lapar + capai pula rasanya geregetan arrrgghhh ...pikir dipikir akirnya kami "mendinginkan" kepala, untungnya Sara mengeluarkan kameranya, beruntungnya dia detail selalu foto apa saja yang kami beli, kami makan, kami lihat, bahkan kadang suka foto yang gak penting pula hahaha...Finally Sara memperlihatkan foto nasi di KFC yang kami makan kemarin, setelah melihat " nasi " di kamera akhirnya mereka mengerti....owalaah ternyata "bahasa fotographi" pun sampai harus dipergunakaa. Semua yang ada diruangan itu pun tertawa geli. hahaha...
Akhirnya nasi yang diidam-idamkan tiba dan kami pun tanpa babibu langsung menyantap makanan. Setelah melepas penat, kami pun melanjutkan perjalanan via taksi menuju tempat meeting point kami karena kami harus tiba di bandara tepat waktu.

Sudah pukul 2 siang, itu artinya kami harus bergegas, karena perjalanan panjang membuat kami bisa membayar "utang tidur" kami semalam. Saya dibangunkan oleh sayup-sayup bunyi kendaraan di Ho Chi Minh, tak terasa sudah pukul 5 sore kami tiba sesuai prediksi. Sampai dibandara kami pun berterimakasih kepada sang supir yang nampak terburu-buru. Segera kami pun mengurus administrasi dan "menyegarkan" diri di kamar mandi bandara. Penerbangan kami pukul 20.20 yang artinya kami akan tiba di Bandara SoeTa hampir tengah malam. 2 jam tak terasa karena terbawa lelah juga, kami pun sampai dan berpisah kerumah kami masing-masing. Capai namun fun dan sangat berkesan.
Itulah report perjalanan saya dan teman-teman di Ho Chi Minh selama 4 hari 3 malam.
Pokoke Complicated Sensation !!!
Semoga dilain waktu saya diberi kesempatan untuk menjelajahi negara dan daerah lainnya.

GO TRAVELLING !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar